Selasa, 21 Januari 2014

Kisah Inspirasi Islami


Kisah yang menceritakan perjuangan dakwah seorang syekh yang telah membuat semua manusia sadar betapa indahnya Islam

Kisah Inspirasi

Surat dari Seorang Ibu untuk anaknya

KISAH INSPIRASI




SEBUAH KISAH MENCERITAKAN PERJUANGAN SEORANG AYAH YANG MEMILIKI KEKURANGAN MENTAL (BISU & TULI)

Senin, 20 Januari 2014

Andaikan Bayi "Aborsi" bisa bicara

Andai Bayi Aborsi Dapat Bicara, Inilah yang Akan Dikatakannya ?



BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM


... || Ketika ia masih dalam kandungan >
“ Ibu, saat ini aku gembira sekali, aku berada ditempat yang hangat, dan nyaman, tapi gelap.
Ah..tapi itu tidak masalah, aku tetap gembira sekali, Allah telah memilihkan tempat ini untuk-ku.
Aku bisa mendengarkan Ibu tersenyum, mendengarkan suara Ibu yang lembut, tapi..

Ibu...aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini ibu menangis.?
Malam ini aku juga mendengar Ibu menangis, bahkan ketika tangisan-mu semakin menjadi, tiba- tiba Ibu memukul-ku, yang masih ada dalam perut-mu.
Aku kaget sekali, Ibu.. aku ingin sekali memeluk-mu dan bertanya kepada-mu, kenapa Ibu bersedih.?
Dan siapa yang telah membuat ibu menangis..?
Tapi Ibu terus memukul-ku.. sakiiiit Bu..

Ibu, aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini Ibu memaki- maki-ku.?
Aku bahkan tidak tau apa salah-ku.?
Yang ada Ibu hanya berteriak sambil menyebutkan nama seseorang yang Ibu katakan sebagai “Ayah”ku, seseorang yang kemarin memukul Ibu...

Ibu aku ingin membelai wajah-mu dan mengusap air mata-mu, aku ingin mengatakan aku sayang Ibu agar Ibu tenang, tapi aku lihat tangan-ku masih terlalu kecil untuk bisa merangkul bahkan membelai wajah Ibu..
Tapi tenang-lah Bu, aku benar- benar akan membahagiakan IBU saat aku tumbuh besar nanti.
Aku akan menjadi jagoan kecil Ibu dan melindungi Ibu, agar tidak ada lagi yang menyakiti Ibu-ku..

Ibu, kenapa seharian ini Ibu tetap menangis.?
Apa aku berbuat salah?...
Ibu hukum-lah aku jika aku salah, tapi tolong usir benda ini yang menarik-ku.!
Ibu dia jahat pada-ku, dia menyakiti-ku,
Ibu tolong aku.. sakiiiiit..

Ibu, kenapa Ibu tidak mendengar teriakan-ku, Bu...

Benda itu menarik kepala-ku, rasanya leher-ku ini mau putus, dia bahkan menyakiti tangan-ku yang kecil ini, dia terus menarik, dan menyiksaku.. sakiiit... oh, Ibu tolong hentikan semua ini, aku tidak kuat kesakitan seperti ini... Ibu.. aku sekarat..
setelah ia di Aborsi >

“ Ibu-ku sayang, kini aku telah bersama Allah di Syurga.
Aku bertanya kepada-Nya, apakah aku dibunuh.?
DIA menjawab “Aborsi”.
Ibu, aku masih tidak mengerti apa itu Aborsi.?
Yang aku tau sesuatu itu telah menyakiti-ku dan aku sedih Bu..

Teman-teman-ku di Syurga bilang, kalau aku tidak di inginkan.
Ah.. aku tidak percaya, aku mempunyai Ibu yang sangat baik dan sayang pada-ku.
Mereka juga berkata, karena aku Ibu merasa sangat malu.!
Itu tidak benar kan Bu..?
Aku kan jagoan kecil Ibu yang akan melindungi-mu, kenapa Ibu harus malu.?
Aku janji tidak akan nakal dan membuat Ibu malu.
Tetapi mereka tetap bilang pada-ku, kalau Ibu sendiri yang membunuh-ku!!.
Tidak..!!
Ibu-ku tidak akan sekejam itu, Ibu-ku sangat lembut dan mengasihi-ku..!

Maafkan aku ibu, aku telah berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.
Karena aku ingin membahagiakan Ibu.
Tapi sekarang Allah telah membawa-ku kesini, karena kejadian itu.
Benda itu telah mengisap lengan dan kaki-ku hingga putus dan akhirnya mencengkeram seluruh tubuh-ku.

Ibu-ku.. Aku hanya ingin Ibu tahu bahwa aku sangat ingin tinggal bersama-mu.
Aku tidak ingin pergi.

Tapi...

Ibu, aku sangat ingin mengatakan, aku sayang Ibu, walau-pun aku belum sempat bernafas dan melihat wajah-mu, biarlah aku sendiri yang merasakan sakitnya diperlakukan seperti itu, asal jangan Ibu.
Maafkan aku karena gagal menjadi jagoan kecil Ibu yang akan melindungi Ibu.
Selamat tinggal Ibu !”

Kisah Nyata "Perjuangan Terakhir Seorang Ibu di Jepang"

Ini adalah kisah nyata Pengorbanan Ibu 's selama Gempa Jepang. Setelah Gempa itu mereda, ketika tim penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda, mereka melihat mayatnya melalui celah-celah.

Tapi entah bagaimana posenya aneh bahwa dia berlutut di lututnya seperti orang yang menyembah; tubuhnya condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu benda. Rumah runtuh telah jatuh punggung dan kepalanya. Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mencapai tubuh wanita. Dia berharap bahwa wanita ini bisa masih hidup. Namun, tubuh dingin dan kaku mengatakan bahwa dia telah meninggal pasti.

Dia dan seluruh tim meninggalkan rumah ini dan akan mencari bangunan runtuh berikutnya. Untuk beberapa alasan, pemimpin tim didorong oleh suatu kekuatan yang menarik untuk kembali ke rumah kehancuran wanita yang sudah meninggal. Sekali lagi, dia berlutut dan digunakan telah melalui celah-celah sempit untuk mencari ruang kecil di bawah mayat.

Tiba-tiba, ia berteriak dengan anak kegembiraan, "A! Ada seorang anak! "Seluruh tim bekerja bersama-sama; hati-hati mereka dihapus tumpukan benda-benda rusak di sekitar wanita mati. Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan terbungkus dalam selimut bunga di bawah tubuh ibunya mati.

Jelas, wanita itu telah membuat pengorbanan besar untuk menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya jatuh, ia menggunakan tubuhnya untuk membuat penutup untuk melindungi anaknya. Anak kecil itu masih tidur pulas ketika pemimpin tim mengangkatnya. Dokter medis datang dengan cepat ke ujian anak kecil. Setelah ia membuka selimut, ia melihat sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar.

Dikatakan, "Jika Anda dapat bertahan hidup, Anda harus ingat bahwa aku mengasihi Engkau." Ini ponsel lewat berkeliling dari satu tangan ke tangan lain. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis. "Jika Anda dapat bertahan hidup, Anda harus ingat bahwa aku mencintaimu." Tersebut adalah ibu cinta anaknya !

Kata Kata Motivasi


Tragedy January 2014 Indonesia


 







 
 
Januari Tahun 2014, ini adalah tragedi yang mungkin tidak bisa dilupakan seluruh warga Indonesia, termasuk saya sendiri
kita mungkin tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya, untuk itu marilah sejenak kita berfikir, mengapa bencana alam seperti, banjir, longsor, gunung meletus ini menimpa negara kita secara serentak ? siapa yang bersalah ? siapa yang bertanggung jawab atas hal ini ? marilah kita bersama sama berintropeksi diri, dan bertanya kepada diri kita masing masing, kita jangan saling menyalahkan satu sama lain, apakah ini semua salah kita ? apakah ini mungkin teguran dari Tuhan Yang Maha Esa atas perlakuan kita yang masih sering melalaikan Ajaran-Nya dan masih senang untuk berfoya-foya ataupun berzinah, sampai sampai kita lupa dengan agama ?
saya sendiri hanyalah manusia biasa, saya pribadi juga masih harus banyak belajar tentang ilmu agama, untuk itu marilah bersama kita sadar, kita buka pikiran kita atas bencana yang sedang melanda negeri ini, ambil hikmah dari semua ini, ini mungkin teguran dari Tuhan Yang Maha Esa.
mohon maaf bila kata kata saya terkesan menggurui anda semua yang membaca, saya hanya mengingatkan agar kita sama sama belajar dari bencana yang sedang menimpa kita bersama.
semoga tulisan saya ini bermanfaat untuk anda.

Sabtu, 18 Januari 2014

CERITA INSPIRATIF (SAAT GUBUKKU TERBAKAR)

 
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal, terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelamatkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.
Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah.

"Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis.

Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.
"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan.

Ingatlah, ketika "gubukmu" terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negative terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut

CERITA INSPIRATIF (GARAM DAN TELAGA)

 
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi. datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya.

Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama, la lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba. minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu.

"Pahit. Pahit sekali", jawab sang tamu. sambil meludah kesamping.

Pak Tua itu, sedikit tersenyum, la. lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam, ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air. mengusik ketenangan telaga itu. "Coba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah.Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi. "Bagaimana rasanya?".

"Segar", sahut tamunya.

"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi.

'Tidak", jawab si anak muda.

Dengan bijak. Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. la lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu. akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.

Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. "Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.

CERITA INSPIRATIF (BURUNG RAJAWALI)

 
Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur tersebut adalah sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah dia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya sampai 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Dan pada saat inilah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya sehingga ia akan kesulitan memakan. Dan cakar-cakarnya juga sudah tidak tajam. Selain itu bulu pada sayapnya sudah sangat tebal sehingga ia sulit untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut, maka ia harus terbang mencari pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian dia akan mematuk-matuk paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh baru nya akan muncul, dan dengan menggunakan paruhnya yang baru itu ia akan mencabut kukunya satu persatu-satu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu sayap nya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Dan ketika semua itu sudah dilewati rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati suatu transformasi kehidupan yang menyakitkan bagi jiwa dan tubuh kita. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita, suatu kehidupan 30 tahun lebih panjang, suatu kehidupan yang lebih baik, suatu pemulihan hubungan, suatu kesembuhan, suatu sukacita ....., suatu yang saudara impikan selama ini.

CERITA INSPIRATIF (SETIAP LANGKAH ADALAH ANUGRAH)

 
Seorang professor diundang untuk berbicara disebuah basis militer. Disana ia berjumpa dengan seorang yang tak mungkin ia lupakan, yaitu RALPH yang diberi tugas menjemputnya dibandara. Ketika berada dibandara Ralph sering menghilang, ada saja yang dilalukannya, ia membantu seorang wanita tua yang kopernya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dpt melihat sinterklas, ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Namun ia selalu kembali kesisi sang Professor dengan senyum lebar. Waktu di dalam  mobil mereka ngobrol: “Dari mana anda belajar melakukan semuanya ini ? Tanya sang prof
“Melakukan apa? Tanya Raplh

“Dari mana anda belajar bersikap seperti ini ? Desak sang Prof

“Oh” kata Raplh” selama perang…saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal

Lalu ia bercerita sewaktu ditugaskan di Vietnam. Ia dan timnya bertugas membersihkan ladang ranjau dan harus menyaksikan satu persatu teman-teman nya tewas terkena ledakan ranjau.
“Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah” katanya.

Tegang disetiap langkah, Saya tidak tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir bagi saya.

Yang sanggup saya lakukan takkala mengangkat kaki dengan aman, mensyukuri langkah sebelumnya.
Saya kira sejak itulah, saya menjalani kehidupan seperti ini. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, Anugerah baru, dan kesempatan baru.

KEMULIAAN HIDUP, tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi org lain.

NILAI MANUSIA, tidak ditentukan bagaimana cara ia mati, tapi bagaimana cara ia hidup.
KEKAYAAN MANUSIA, bukan apa yang ia telah peroleh, tapi apa yang ia telah berikan pada sesama.

Selamat menikmati setiap langkah hidup anda……

Ingat!!! Setiap langkah adalah  ANUGERAH ..

CERITA INSPIRATIF (KISAH SEEKOR KELEDAI)

 
Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis memilukan selama berjam-jam sementara si petani memikirkan apa yang harus dilakukannya.
Akhirnya si petani memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun - ditutup karena berbahaya), jadi tidak berguna untuk menolong si keledai.

Dan ia mengajak tetangga-tetangganya untuk datang membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyekop tanah ke dalam sumur. 

Ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis penuh kengerian. 

Tetapi kemudian semua orang takjub karena si keledai menjadi diam. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan ke dalam sumur. Si petani melihat ke dalam sumur dan tercengang karena apa yang dilihatnya. Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan.

Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.

Sementara si petani dan tetangga-tetangganya terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga mengguncangkan badannya dan melangkah naik.

Segera saja semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri.

Mungkin kehidupan ini terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari "sumur" (kesedihan, masalah, dll) adalah dengan mengguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran dan hati kita) dan melangkah naik dari "sumur" dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan. Setiap masalah/ujian bukanlah beban, tapi jadikanlah satu batu pijakan untuk melangkah dan melompat ke level yang lebih tinggi.

Percayalah, kita dapat keluar dari "sumur" yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah.

CERITA INSPIRATIF (SANG PEMANCING)

 
Di suatu pulau yang terkenal keindahan pantainya, diadakan kompetisi memancing. Hadiah uang yang diperebutkan cukup menarik penduduk sekitar dan para wisatawan yang ada di sana. Hadiah itu diperuntukkan bagi peserta yang dapat menangkap ikan yang terbesar dan terbanyak sepanjang kompetisi itu berlangsung.

Adalah tiga pemuda yang bersahabat dan sedang berwisata di sana berminat mengikuti kompetisi. Segeralah mereka menyiapkan peralatan dan perbekalannya masing-masing.

Waktu berkompetisi tiba, ketiga pemuda itu memilih untuk berada dalam satu kapal karena persahabatan mereka. Pemuda pertama memilih berada di sisi kanan kapal, pemuda kedua di sisi kiri dan pemuda ketiga di buritan. Kapal dinakhodai oleh penduduk setempat yang mengetahui daerah-daerah yang banyak ikannya. Oleh nakhoda tersebut kapal diarahkan pada rute –rute yang menarik pemandangan alamnya.

Pemuda pertama begitu serius memancing hingga tak menyadari bahwa kapal baru saja melewati palung dan gunung laut yang indah, ikan-ikan terbang dan lumba-lumba yang berlompatan. Waktu terasa begitu lama sebelum strike pertama ia dapatkan. Strike berikutnya saling susul menyusul dan pada akhirnya banyak ikan yang ia dapatkan meski bukan yang terbesar.

Pemuda yang kedua sibuk mencari posisi duduk yang teraman karena tiap kapal terguncang oleh ombak yang besar maka airpun membasahi bajunya. Hingga di tengah perjalanan akhirnya iapun mendapatkan tempat teraman di belakang nakhoda namun umpan pancingnya hanya sekali disambar oleh ikan hingga waktu kompetisi berakhir.

Pemuda ketiga juga memasang pancingnya di buritan kapal. Namun saat kapal melewati palung dan gunung laut maka ia segera berfoto bersama beberapa kru kapal, begitu pula ketika lumba-lumba berlompatan di dekat kapal ia pun segera mendekati sisi kapal yang terdekat, hingga bajunya basah namun tidak ia hiraukan karena tenggelam dalam rasa kagum. Kadang umpan pancingnya disambar meski tak semua dapat diselesaikannya dengan baik. Pada akhir kompetisi ia mendapatkan beberapa ikan yang kemudian dibagi-bagikannya pada kru kapal seusai penimbangan.

Ketiga pemuda yang bersahabat akhirnya menyelesaikan kompetisi memancing. Pemuda pertama memenangkan kompetisi kategori pemancing yang mendapatkan ikan paling banyak dan merekapun kembali ke rumahnya masing-masing dengan membawa cerita dan kesan yang berbeda-beda.

*Hidup seperti ketiga pemancing itu, kadang kita memainkan hidup kita seperti pemancing pertama, kedua ataupun ketiga. Kitalah yang memilih hidup kita ingin seperti apa dan bagaimana. Namun apakah kita sudah bahagia? Bahagia seperti apa? Hanya hati dan kesadaran diri untuk memahami panggilanNya yang dapat menjawabnya.

CERITA NYATA YANG INSPIRATIF (POHON APEL DAN ANAK LELAKI)

 
Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.

Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo kesini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.

"Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."

Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang..., tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang.

"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.

"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harusbekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"

"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya.

"Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel.

"Aku sedih," kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"

"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuh ku danmenggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."

"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.

"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat," kata pohon apel.

"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu.

"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini," kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki.

"Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."

"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring dipelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan airmatanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukanorang tua kita.


Dan,yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Kisah Inovatif

1. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu.
Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain,” sahut anaknya.

(Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.)
2. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat.
Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.”
(Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.)
3. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”
Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”
(Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.)
4. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”
Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”
(Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.)
5. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.
Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!”
Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”
(Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis!
Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.)
6. Si A : “Tetangga yang yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”
Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”
Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”
(Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.)
7. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang.
Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!”
Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.
(Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.)
8. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”
Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”
“Siapa yang menemukan listrik?”
“Edison.”
“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”
(Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.)
9. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelepon dokter rumah tangga minta pertolongan.
Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.”
Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan? Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”
(Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Daripada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.)
10. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya.
Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.

           (Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain)

CERITA NYATA YANG INSPIRATIF (SEMANGKUK NASI PUTIH)

 
Cerita ini berdasarkan kisah nyata yang terjadi di negri Tiongkok. Pada sebuah senja dua puluh tahun yang lalu, terdapat seorang pemuda yang kelihatannya seperti seorang mahasiswa berjalan mondar mandir didepan sebuah rumah makan  cepat saji di kota metropolitan, menunggu sampai tamu direstoran sudah agak sepi, dengan sifat yang segan dan malu-malu dia masuk kedalam restoran tersebut.

Kemudian pemuda itu berkata: “Tolong sajikan saya semangkuk nasi putih”; dengan kepala menunduk pemuda ini berkata kepada pemilik rumah makan.

Sepasang suami istri muda pemilik rumah makan, memperhatikan pemuda ini hanya meminta semangkuk nasi putih dan tidak memesan lauk apapun, lalu menghidangkan semangkuk penuh nasi putih untuknya.

Ketika pemuda ini menerima nasi putih dan sedang membayar lalu berkata dengan pelan: “dapatkah menyiram sedikit kuah sayur diatas nasi saya.”

Istri pemilik rumah berkata sambil tersenyum:”Ambil saja apa yang engkau suka, tidak perlu bayar !”
Sebelum habis makan, pemuda ini berpikir:” kuah sayur gratis.”

Lalu memesan semangkuk lagi nasi putih.
” Semangkuk tidak cukup anak muda, kali ini saya akan berikan lebih banyak lagi nasinya.”

Dengan tersenyum ramah pemilik rumah makan berkata kepada pemuda ini.
“Bukan, saya akan membawa pulang, besok akan membawa ke sekolah sebagai makan siang saya !”

Mendengar perkataan pemuda ini, pemilik rumah makan berpikir pemuda ini tentu dari keluarga miskin di luar kota, demi menuntut ilmu datang kekota, mencari uang sendiri untuk sekolah, kesulitan dalam keuangan itu sudah pasti.

Berpikir sampai disitu pemilik rumah makan lalu menaruh sepotong daging dan sebutir telur disembunyikan dibawah nasi, kemudian membungkus nasi tersebut sepintas terlihat hanya sebungkus nasi putih saja dan memberikan kepada pemuda ini.

Melihat perbuatannya, istrinya mengetahui suaminya sedang membantu pemuda ini, hanya dia tidak mengerti, kenapa daging dan telur disembunyikan dibawah nasi?

Suaminya kemudian membisik kepadanya :”Jika pemuda ini melihat kita menaruh lauk di nasinya dia tentu akan merasa bahwa kita bersedekah kepadanya, harga dirinya pasti akan tersinggung lain kali dia tidak akan datang lagi, jika dia ketempat lain hanya membeli semangkuk nasi putih, mana ada gizi untuk bersekolah.”

“Engkau sungguh baik hati, sudah menolong orang masih menjaga harga dirinya.”

“Jika saya tidak baik, apakah engkau akan menjadi istriku ?”

Sepasang suami istri muda ini merasa gembira dapat membantu orang lain.
“Terima kasih, saya sudah selesai makan.”
 
Pemuda ini pamit kepada mereka.
Ketika dia mengambil bungkusan nasinya, dia membalikan badan melihat dengan pandangan mata berterima kasih kepada mereka.
 
“Besok singgah lagi, engkau harus tetap bersemangat !” katanya sambil melambaikan tangan, dalam perkataannya bermaksud mengundang pemuda ini besok jangan segan-segan datang lagi.

Sepasang mata pemuda ini berkaca-kaca terharu, mulai saat itu setiap sore pemuda ini singgah ke rumah makan mereka, sama seperti biasa setiap hari hanya memakan semangkuk nasi putih dan membawa pulang sebungkus untuk bekal keesokan hari.

Sudah pasti nasi yang dibawa pulang setiap hari terdapat lauk berbeda yang tersembunyi setiap hari, sampai pemuda ini tamat, selama 20 tahun pemuda ini tidak pernah muncul lagi.

Pada suatu hari, ketika suami ini sudah berumur 50 tahun lebih, pemerintah melayangkan sebuah surat bahwa rumah makan mereka harus digusur, tiba-tiba kehilangan mata pencaharian dan mengingat anak mereka yang disekolahkan diluar negeri yang perlu biaya setiap bulan membuat suami istri ini berpelukan menangis dengan panik.

Pada saat ini masuk seorang pemuda yang memakai pakaian bermerek kelihatannya seperti direktur dari kantor bonafid.
“Apa kabar? Saya adalah wakil direktur dari sebuah perusahaan, saya diperintah oleh direktur kami mengundang kalian membuka kantin di perusahaan kami, perusahaan kami telah menyediakan semuanya kalian hanya perlu membawa koki dan keahlian kalian kesana, keuntungannya akan dibagi 2 dengan perusahaan.”

“Siapakah direktur diperusahaan kamu ? Mengapa begitu baik terhadap kami? Saya tidak ingat mengenal seorang yang begitu mulia !”  sepasang suami istri ini berkata dengan terheran.

“Kalian adalah penolong dan kawan baik direktur kami, direktur kami paling suka makan telur dan dendeng buatan kalian, hanya itu yang saya tahu, yang lain setelah kalian bertemu dengannya dapat bertanya kepadanya.”

Akhirnya, pemuda yang hanya memakan semangkuk nasi putih ini muncul, setelah bersusah payah selama 20 tahun akhirnya pemuda ini dapat membangun kerajaaan bisnisnya dan sekarang menjadi seorang direktur yang sukses.

Dia merasa kesuksesan pada saat ini adalah berkat bantuan sepasang suami istri ini, jika mereka tidak membantunya dia tidak mungkin akan dapat menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sesukses sekarang.

Setelah berbincang-bincang, suami istri ini pamit hendak meninggalkan kantornya. Pemuda ini berdiri dari kursi direkturnya dan dengan membungkuk dalam-dalam berkata kepada mereka:”bersemangat ya ! dikemudian hari perusahaan tergantung kepada kalian, sampai bertemu besok !”

Kebaikan hati dan balas budi selamanya dalam kehidupan manusia adalah suatu perbuatan indah dan yang paling mengharukan. 

CERITA NYATA YANG INSPIRATIF (BAI FANG LIE)

 
Namanya BAI FANG LI, orang miskin yang pekerjaannya adalah tukang becak. Seluruh hidupnya dihabiskan di atas sadel becaknya, mengayuh dan mengayuh untuk memberi jasanya kepada orang yang naik becaknya. Mengantarkan kemana saja pelanggannya menginginkannya, dengan imbalan uang sekedarnya.
Tubuhnya tidaklah perkasa. Perawakannya malah tergolong kecil untuk ukuran becaknya atau orang-orang yang menggunakan jasanya. Tetapi semangatnya luar biasa untuk bekerja. Mulai jam enam pagi setelah melakukan rutinitasnya untuk bersekutu dengan Tuhan. Bai Fang Li melalang di jalanan, di atas becaknya untuk mengantar para pelanggannya. Dan ia akan mengakhiri kerja kerasnya setelah jam delapan malam.
Para pelanggannya sangat menyukai Bai Fang Li, karena ia pribadi yang ramah dan senyum tak pernah lekang dari wajahnya. Dan ia tak pernah mematok berapa orang harus membayar jasanya. Namun karena kebaikan hatinya itu, banyak orang yang menggunakan jasanya membayar lebih. Mungkin karena tidak tega, melihat bagaimana tubuh yang kecil malah tergolong ringkih itu dengan nafas yang ngos-ngosan (apalagi kalau jalanan mulai menanjak) dan keringat bercucuran berusaha mengayuh becak tuanya.
Bai Fang Li tinggal disebuah gubuk reot yang nyaris sudah mau rubuh, di daerah yang tergolong kumuh, bersama dengan banyak tukang becak, para penjual asongan dan pemulung lainnya. Gubuk itupun bukan miliknya, karena ia menyewanya secara harian. Perlengkapan di gubuk itu sangat sederhana. Hanya ada sebuah tikar tua yang telah robek-robek dipojok-pojoknya, tempat dimana ia biasa merebahkan tubuh penatnya setelah sepanjang hari mengayuh becak.
Gubuk itu hanya merupakan satu ruang kecil dimana Bai Fang Li biasa merebahkan tubuhnya beristirahat, di ruang itu juga ia menerima tamu yang butuh bantuannya, di ruang itu juga ada sebuah kotak dari kardus yang berisi beberapa baju tua miliknya dan sebuah selimut tipis tua yang telah bertambal-tambal. Ada sebuah piring seng comel yang mungkin diambilnya dari tempat sampah dimana biasa ia makan, ada sebuah tempat minum dari kaleng. Di pojok ruangan tergantung sebuah lampu templok minyak tanah, lampu yang biasa dinyalakan untuk menerangi kegelapan di gubuk tua itu bila malam telah menjelang.
Bai Fang Li tinggal sendirian di gubuknya. Dan orang hanya tahu bahwa ia seorang pendatang. Tak ada yang tahu apakah ia mempunyai sanak saudara sedarah. Tapi nampaknya ia tak pernah merasa sendirian, banyak orang yang suka padanya, karena sifatnya yang murah hati dan suka menolong. Tangannya sangat ringan menolong orang yang membutuhkan bantuannya, dan itu dilakukannya dengan sukacita tanpa mengharapkan pujian atau balasan.
Dari penghasilan yang diperolehnya selama seharian mengayuh becaknya, sebenarnya ia mampu untuk mendapatkan makanan dan minuman yang layak untuk dirinya dan membeli pakaian yang cukup bagus untuk menggantikan baju tuanya yang hanya sepasang dan sepatu bututnya yang sudah tak layak dipakai karena telah robek. Namun dia tidak melakukannya, karena semua uang hasil penghasilannya disumbangkannya kepada sebuah Yayasan sederhana yang biasa mengurusi dan menyantuni sekitar 300 anak-anak yatim piatu miskin di Tianjin. Yayasan yang juga mendidik anak-anak yatim piatu melalui sekolah yang ada.
Hatinya sangat tersentuh ketika suatu ketika ia baru beristirahat setelah mengantar seorang pelanggannya. Ia menyaksikan seorang anak lelaki kurus berusia sekitar 6 tahun yang yang tengah menawarkan jasa untuk mengangkat barang seorang ibu yang baru berbelanja. Tubuh kecil itu nampak sempoyongan mengendong beban berat di pundaknya, namun terus dengan semangat melakukan tugasnya. Dan dengan kegembiraan yang sangat jelas terpancar di mukanya, ia menyambut upah beberapa uang recehan yang diberikan oleh ibu itu, dan dengan wajah menengadah ke langit bocah itu berguman, mungkin ia mengucapkan syukur pada Tuhan untuk rezeki yang diperolehnya hari itu.
Beberapa kali ia perhatikan anak lelaki kecil itu menolong ibu-ibu yang berbelanja, dan menerima upah uang recehan. Kemudian ia lihat anak itu beranjak ke tempat sampah, mengais-ngais sampah, dan waktu menemukan sepotong roti kecil yang kotor, ia bersihkan kotoran itu, dan memasukkan roti itu ke mulutnya, menikmatinya dengan nikmat seolah itu makanan dari surga.
Hati Bai Fang Li tercekat melihat itu, ia hampiri anak lelaki itu, dan berbagi makanannya dengan anak lelaki itu. Ia heran, mengapa anak itu tak membeli makanan untuk dirinya, padahal uang yang diperolehnya cukup banyak, dan tak akan habis bila hanya untuk sekedar membeli makanan sederhana.
“Uang yang saya dapat untuk makan adik-adik saya….,” jawab anak itu.
“Orang tuamu dimana…?” tanya Bai Fang Li.
“Saya tidak tahu…., ayah ibu saya pemulung…. Tapi sejak sebulan lalu setelah mereka pergi memulung, mereka tidak pernah pulang lagi. Saya harus bekerja untuk mencari makan untuk saya dan dua adik saya yang masih kecil…,” sahut anak itu.
Bai Fang Li minta anak itu mengantarnya melihat ke dua adik anak lelaki bernama Wang Ming itu. Hati Bai Fang Li semakin merintih melihat kedua adik Wang Fing, dua anak perempuan kurus berumur 5 tahun dan 4 tahun. Kedua anak perempuan itu nampak menyedihkan sekali, kurus, kotor dengan pakaian yang compang camping.
Bai Fang Li tidak menyalahkan kalau tetangga ketiga anak itu tidak terlalu perduli dengan situasi dan keadaan ketiga anak kecil yang tidak berdaya itu, karena memang mereka juga terbelit dalam kemiskinan yang sangat parah, jangankan untuk mengurus orang lain, mengurus diri mereka sendiri dan keluarga mereka saja mereka kesulitan.
Bai Fang Li kemudian membawa ke tiga anak itu ke Yayasan yang biasa menampung anak yatim piatu miskin di Tianjin. Pada pengurus yayasan itu Bai Fang Li mengatakan bahwa ia setiap hari akan mengantarkan semua penghasilannya untuk membantu anak-anak miskin itu agar mereka mendapatkan makanan dan minuman yang layak dan mendapatkan perawatan dan pendidikan yang layak.
Sejak saat itulah Bai Fang Li menghabiskan waktunya dengan mengayuh becaknya mulai jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan penuh semangat untuk mendapatkan uang. Dan seluruh uang penghasilannya setelah dipotong sewa gubuknya dan membeli dua potong kue kismis untuk makan siangnya dan sepotong kecil daging dan sebutir telur untuk makan malamnya, seluruhnya ia sumbangkan ke Yayasan yatim piatu itu. Untuk sahabat-sahabat kecilnya yang kekurangan.
Ia merasa sangat bahagia sekali melakukan semua itu, ditengah kesederhanaan dan keterbatasan dirinya. Merupakan kemewahan luar biasa bila ia beruntung mendapatkan pakaian rombeng yang masih cukup layak untuk dikenakan di tempat pembuangan sampah. Hanya perlu menjahit sedikit yang tergoyak dengan kain yang berbeda warna. Mhmm… tapi masih cukup bagus… gumamnya senang.
Bai Fang Li mengayuh becak tuanya selama 365 hari setahun, tanpa perduli dengan cuaca yang silih berganti, di tengah badai salju turun yang membekukan tubuhnya atau dalam panas matahari yang sangat menyengat membakar tubuh kurusnya.
“Tidak apa-apa saya menderita, yang penting biarlah anak-anak yang miskin itu dapat makanan yang layak dan dapat bersekolah. Dan saya bahagia melakukan semua ini…,” katanya bila orang-orang menanyakan mengapa ia mau berkorban demikian besar untuk orang lain tanpa perduli dengan dirinya sendiri.
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun, sehingga hampir 20 tahun Bai Fang Li menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya pada yayasan yatim piatu di Tianjin itu. Saat berusia 90 tahun, dia mengantarkan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar 650 ribu rupiah) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannnya ke sekolah Yao Hua.
Bai Fang Li berkata “Saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin uang terakhir yang dapat saya sumbangkan….,” katanya dengan sendu.
Semua guru di sekolah itu menangis….
Bai Fang Li wafat pada usia 93 tahun, ia meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan disepanjang hidupnya uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1300, setara 455 juta rupiah, jika tidak salah) yang dia berikan kepada Yayasan yatim piatu dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan ”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.
Bila SESEORANG yang miskin menyumbang dari kekurangannya, maka ia adalah salah satu PENGHUNI SURGA yang diutus ke dunia, yang mengajarkan kita untuk selalu BERSYUKUR dan selalu BERBAGI kepada sesama.

Kata Motivasi Berbalut Islami

Kata mutiara motivasi islami. Kata-kata mutiara ini diambil dari artikel Motivasi Islami sendiri, tentu saja dari Al Quran, Hadits, dan berbagai sumber lainnya yang tidak bertentangan dengan nilai Islam.
semoga bermanfaat :D

Percaya diri bukan sekedar dianggap hebat, namun memang sudah hebat sejak lahir. Hanya saja persepsi diri kita yang menghalangi kehebatan kita masing-masing.
“Jika sore tiba, janganlah tunggu waktu pagi, jika pagi tiba, janganlah tunggu waktu sore. Manfaatkan masa sehatmu sebelum tiba masa sakitmu dan manfaatkan masa hidupmu sebelum tiba ajalmu.” — Ibnu Umar, Putra Umar bin Khattab
Orang yang reaktif seolah orang yang hanyut tidak berdaya di derasnya sungai, dia bergerak sesuai dengan arahnya aliran sungai dan terombang-ambing.

Sementara orang yang proaktif seperti orang yang memiliki perahu atau speedboat yang kuat sehingga dia bisa bergerak kemana saja sesuai yang dia kehendaki tidak peduli kemana aliran sungai yang mengalir.
Hanya orang bodoh yang membuang emas gara-gara tidak murni lagi. Emas itu tetap berharga meski kemurniannya 99%, bahkan 50%, bahkan hanya butiran emas pada tumpukan pasir.

Nila setitik, rusak susu sebelanga, tidak berlaku pada semua hal.

Artinya jangan membuang peluang berharga atau peluang kebaikan hanya karena ada masalah atau kekurangan.
Saat ujian terus menempa
Saat seolah tidak ada yang mendukung
Saat seolah tidak ada yang membantu
itu mungkin teguran dari Allah,
agar kita sadar, bahwa hanya Allah tempat bergantung
agar kita ingat, hanya kepada Allah kita mohon pertolongan
Mohonlah pertolongan dengan shabar dan shalat
 
Hati-hati …
Merasa sudah membaca, padahal belum
Merasa sudah berpikir, padahal belum
Tahukah Anda, bahwa fenomena ini terjadi justru di zaman informasi seperti saat ini. Manusia lebih emosional, ketimbang logis. Munculah konsep Marketing in Venus.
Saya tidak menuduh Anda seperti itu, namun ada baiknya kita meningkatkan kualitas diri, yaitu:
Lebih sabar dalam membaca, sehingga benar-benar paham.
Lebih jernih dalam berpikir, dengan logika dan ilmu yg memadai.
Saat Anda menguasai ini, percayalah Anda akan menjadi pribadi yang unggul.
Jika Anda menemukan jalan buntu,
maka carilah jalan yang lain.
Percayalah, jalan itu ada.
Jika ada satu batasan menghalangi Anda,
jangan terhenti karena satu penghalang
sebab pintu menuju solusi dan tujuan itu masih banyak.
Tetap semangat sahabat …
Yang terpenting bukan masalah apa yang menimpa kita, yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi masalah itu dengan benar.
Orang berpikiran besar, tidak akan terganggu atau terhentikan oleh masalah-masalah kecil
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. — (HR. Ahmad), Hadist
“Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya, niscaya terputuslah rezeki daripadanya. — (HR. Al-Hakim dan ad-Dailami), Hadist
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. — (QS.Al-Baqarah:277), Al Quran
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. — (QS.Al-Baqarah:245), Al Quran
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. — (QS.Al-Baqarah:216), Al Quran
Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. — (QS.Al-Baqarah:212), Al Quran
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, — (QS.Al-Baqarah:45), Al Quran
Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. — (QS.An-Nahl:18), Al Quran
Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia. — (HR. Ad-Dailami), Hadist
Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli — (HR. Abu Dawud dan Ahmad), Hadist
Tiada makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangan sendiri. — (HR. Bukhari), Hadist

Semoga Bermanfaat, Amiin... :D